Ririn, Penerima PIP dan KIP Kuliah Jadi Wisudawan Terbaik Universitas Halu Oleo
Kamis, 09 February 2023

Ririn, Penerima PIP dan KIP Kuliah Jadi Wisudawan Terbaik Universitas Halu Oleo

Bantuan pendidikan pemerintah Republik Indonesia melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) menjadi salah satu alternatif pembiayaan pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang berasal dari keluarga tidak mampu. Salah satu siswa yang sangat merasakan bantuan pendidikan tersebut adalah Ririn Gyantri Ashara Putri. Ayahnya berprofesi serabutan, kadang sebagai tukang batu, tukang kayu, ngambil kayu di hutan. Sedangkan ibunya hanya cleaning service.

Saat menempu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 7 Baruga, Kota Kendari, Ririn memperoleh beasiswa dari sekolahnya. Sedangkan saat melanjutkan di SMP 12 tahun 2013 sampai dengan 2016 mendapat Bantuan Siswa Miskin (BSM). Demikian juga saat melanjutkan pendidikan di SMK 6 tahun 2016 sampai dengan 2019 juga mendapat bantuan berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Dikdasmen.

Ririn yang telah memiliki KIP Dikdasmen dapat dipermudah dalam memperoleh bantuan biaya pendidikan tinggi, yakni Bidikmisi, tahun 2019 lalu. “Teman-teman lain, yang tidak mempunyai KIP, harus daftar di sekolah dengan membawa Surat Keterangan Tidak Mampu, kalau saya, karena sudah punya KIP, bisa daftar secara online di website Bidikmisi,” kenang Ririn.

Setelah menjalani perkuliahan di Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo (UHO), Ririn merasakan manfaat dari bantuan Bidikmisi yang kini disempurnakan menjadi KIP Kuliah itu. “Orang tua saya tidak perlu lagi dibebani bayar UKT tiap semesternya, dan kebutuhan kuliah saya juga bisa terpenuhi, syukur alhamdulillah, “kata Ririn.

Dalam menempuh pendidikan sejak SMP sampai dengan kuliah melalui bantuan pemerintah tidak disia-siakan Ririn. Saat di SMK, gadis kelahiran tahun 2001 di Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara aktif di OSIS, anggota Paskibra dan di Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Bahkan 2018, menjadi siswa terbaik ke-2 se-SMK Kota Kendari.

Begitu juga saat kuliah, Ririn aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa dan himpunan mahasiswa. Sedangkan di luar kampus, ia aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) serta di Ikatan Mahasiswa Administrasi Bisnis (IMABI). 2021 Ririn menjadi Finalis Putra-Putri Kampus Indonesia Sulawesi Tenggara. Prestasi gemilang lainnya Ririn
menjadi peserta Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) Merdeka Belajar Kampus Merdeka selama enam bulan di Perusahaan Umum Bulog.

“Hasil dari magang tersebut dikonversi menjadi nilai SKS sehingga saat itu nilai IPK saya sempat 4.0, “ujarnya bangga.

Di tengah kesibukannnya berorganisasi ia tetap mengutamakan perkuliahan. Hasilnya, dengan berbagai upaya yang maksimal dan konsisten, pada wisuda Universitas Halu Oleo Gelombang ke-2 periode Oktober 2022 sampai dengan Januari 2023, Ririn meraih predikat sebagai wisudawan terbaik dengan IPK tertinggi 3,91 diantara 1330 wisudawan.

Bercita-cita ingin melanjutkan ke jenjang S2, Ririn berpesan pada mahasiswa penerima KIP Kuliah untuk jangan menyia-nyiakan bantuan pemerintah. “Selesaikan kuliah secepat mungkin dengan nilai akademik yang bagus.Kalau bisa selesai kuliah secepatnya, setidaknya bisa mengurangi beban negara. Misalnya saya selesai kuliah dalam 7 semester dari durasi Bidimisi yang 8 semester, kan anggaran satu semester bisa dihemat pemerintah,”jelasnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik UHO, La Hamimu mengatakan, hal itu menunjukkan keberhasilan UHO dalam melakukan pembinaan terhadap mahasiswa penerima Bidikmisi atau KIP Kuliah. Menurutnya, pada tahun sebelumnya juga ada mahasiswa penerima Bidikmisi yang meraih predikat wisudawan terbaik. Namun, diakui Hamimu, di samping mahasiswa penerima Bidikmisi menjadi wisudawan terbaik, juga masih ada yang terpaksa diputus bantuan Bidikmisi atau KIP Kuliahnya karena berbagai hal.

“Beberapa kasus antara lain sudah dilakukan pembinaan, nilai IPKnya dibawah standar yang kami tetapkan, yakni 2.0 pada 3 semester pertama dan 2,67 di semester berikutnya dan sulit ditingkatkan, ada juga mahasiswa yang putus kuliah karena faktor keluarga dan atas kemauan mahasiswa sendiri, “jelasnya.

Bagikan ke
atau copy link ini